Cara Mengetahui Peranata Mangsa
Peranata Mangsa
Pada tahun 2855 Masehi Kanjeng Susuhunan Paku Buwono VII Surakarta,
dengan dibantu oleh para ahli menciptakan sebuah daftar catatan mengenai
jalannya mangsa, yang diberinya nama Peranata Mangsa.
Berbeda dengan berganti-gantinya musim di negara non-Tropis, dimana
umumnya setahun terbagi menjadi empat musim, yaitu Spring, Summer, Autum
dan Winter, adalah di Indonesia sebagai negara tropis, terutama tanah
Jawa, setahun dapat dibagi menjadi dua belas Mangsa sebagai di bawah ini
:
Mangsa Pertama : KASA
Kasa :
Umurnya 41 hari, mulai tanggal 22 Juni s/d 1 Agustus.
Bintangnya :
Sapi Gemarang.
Angin Datangnya :
Dari Timur Laut ke Barat Laut.
Hawa Udara :
Diwaktu siang hari panasnya amat terik sebaliknya diwaktu malam
harinya amat dingin, disebut musim Bediding.
Pemandangan :
Banyak atap rumah (genting), daun-daun pohon, batu besar dan sebagainya
nampak kotor lantaran debu halus berhamburan sedemikian rupa karena
terhembus angin kencang.
Keadaan :
Banyak orang terutama kanak-kanak yang terserang flu dan (Jawa ;
meriang). Binatang yang bertubuh besar, misalnya Kuda, Kerbau, Lembu dan
sebagainya terlihat malas-malasan, sebaliknya telur kutu dan binatang
kecil mulai menetas. Banyak orang suka bertamasya atau piknik (Jawa ;
Nglencer).
Ikan :
Ikan Laut atau Ikan Tawar mencari tempat air yang lebih dalam, Ikan
Lele🎏 (Ikan Tawar) dan Ikan Sembilan (Ikan Laut) masuk ke liang atau
berteduh dibawah sela-selanya batu besar yang berada di air. Waktu ini
umumnya yang banyak didapatkan oleh kaum nelayan adalah Teri, Milik dan
lainnya mengikuti keadaan ikan laut masing-masing.
Hasil Tani :
Mengikuti tempat dan daerah masing-masing tetapi pada umumnya adalah
tanaman Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Tolo, Tembakau dan
sebagainya. Sebagian petani menanam Ubi Jalar, Semangka 🍉, Ketimun dan
sebagainya yang tergolong dalam 'Polo Kesimpar' (Buah yang menyegarkan
ketika orang merasa haus). Jenis tanaman pohon Kapuk, Asam dan lainnya
mulai berbunga.
Lambangnya Mangsa :
Sesotiyo Murco Ing Embanan. Hujan yang turun pertama kalinya Mangsa ini
bermanfaat sekali, baik bagi makhluk hidup ataupun bagi tanaman dan
pohon.
Mangsa Kedua : KARO
Karo :
Umurnya 23 hari, mulai tanggal 2 s/d 24 Agustus .
Bintangnya :
Tongkol
Angin Datangnya :
Dari Timur Laut Kebarat.
Hawa Udara :
Lebih terik panasnya daripada Mangsa Pertama, hingga sumur yang bermata
air kurang baik dan aliran air yang tidak besar mengalami kekeringan.
Pemandangan :
Atap rumah 🏠 serta batu besar dan sebagainya nampak masih agak kotor
berwarna keputih-putihan dan ditempat yang bertanah merah nampaknya
lebih kurang menyenangkan, namun daun sudah berganti dengan daun yang
muda dan berwarna hijau kekuning-kuningan.
Keadaan :
Keadaan manusia dan binatang-binatang yang bertubuh besar hampir tidak
beda dengan keadaan mereka diwaktu mangsa pertama bahkan malah tekanan
hawa panas lebih terasa. Orang-orang dalam keadaan yang berkecukupan,
suka bepergian (Jawa ; Tetirah) ketempat yang berhawa lebih dingin
terutama di gunung 🗻 yang berhawa sejuk.
Ikan :
Ikan juga tidak berbeda dengan keadaan Mangsa pertama. Hasil Nelayan
atau Tukang Jala agak lebih besar atau mendapatkan ikan .
Hasil Tani :
Pada umumnya menanam Jagung, Kedelai, Kacang, Tembakau dan sebagainya.
Tanaman Jeruk 🍊 Jambu dan sebagainya sudah berbuah dan sudah hampir tua
serta banyak dijual kepasar. Sedangkan tanaman baru Ubi Jalar, Semangka
dan Ketimun sudah tumbuh atau malahan ditempat lain sudah mulai berbuah.
Lambangnya Mangsa :
Bantala Rengka, yang berarti tanah lempung mengalami keretakan karena
tidak tahan teriknya panas matahari.
Mangsa Ketiga : KETIGA
Ketiga :
umurnya 24 hari, mulai tanggal 25 Agustus s/d tanggal 17 September.
Bintangnya :
Lumbung
Angin Datangnya :
Dari Utara ke Selatan
Hawa Udara:
Walaupun daun pohon sudah mulai hijau segar namun hawa udara masih
terasa panas terutama pada waktu malam hari sering orang merasakan hawa
panas (Jawa ; Sumuk).
Pemandangan :
Hampir di semua tempat banyak daun yang berwarna hijau. Langit kelihatan
bersih dan kebiru- biruan.
Keadaan :
Umumnya biasa saja.
Ikan :
Penampakan bintang Lumbung menjadi tanda datangnya musim ikan Teri,
Dorang, Nus, Jui, Banyar, Bandeng dan sebagainya, tetapi inipun
mengikuti tempat dan daerah laut masing-masing.
Hasil Tani :
Masih ada tanaman Kedelai, Jagung, Tembakau, Kapas dan sebagainya. Kapuk
mulai ramai dijual kepasaran. Semangka 🍉 Ketimun, Blewah dan sebagainya
dijual di pasar.
Lambangnya Mangsa :
Suta Manut Ing Bapa.
Mangsa Keempat : KAPAT
Kapat :
Umurnya 25 hari, mulai tanggal 16 September s/d tanggal 12 Oktober.
Bintangnya :
Jugang Dawuk.
Angin Datangnya :
Dari Barat Laut Ketimur.
Hawa Udara :
Sudah tidak terasa panas lagi, kecuali jika awan mendung tebal yang
menjadi tanda akan turun hujan, umumnya belumlah begitu mudah turun
hujannya.
Pemandangan :
Dapat dikatakan jika hampir turun hujan apabila timbulnya angin berputar
yang keras, dimana adakalanya banyak pohon yang tumbang. Langit
adakalanya berwarna kekuningan. Turunnya hujan sering diiringi dengan
suara halilintar.
Keadaan :
Banyak orang terserang sakit perut dan muntah-muntah. Sebaliknya mangsa
ini menjadi musim berkawinnya binatang berkaki empat.
Ikan :
Warna langit yang kerapkali nampak kekuningan itu menjadi tanda bahwa
ikan laut banyak keluar, karena itu mangsa ini hasil Nelayan dapat
dikatakan panen hasil laut yang besar.
Hasil Tani :
Tanaman Kedelai, Kacang 🥜 dan sebagainya sudah Habis. Petani
mulai siap sedia untuk menggarap sawah. Diantara mereka ada juga yang
menjual Kapuk dan lainnya. Sedang yang memiliki pohon Mangga sudah dapat
menjual hasil panen buah Mangganya.
Lambangnya Mangsa
Waspa Kumembeng Jeroning Kalbu, artinya bahwa sumber mata air yang
kering hampir mulai mengalir airnya, hingga banyak Cacing dan Ular yang
tadinya bersembunyi didalam liang masing-masing telah keluar.
Mangsa Kelima : KELIMA
Kelima :
Umurnya 27 hari, mulai tanggal 13 Oktober s/d 8 November.
Bintangnya 🌟 :
Banyak Angkrem.
Angin Datangnya :
Dari Barat Laut menghembus dengan lebih kencang.
Hawa Udara:
Hawa udaranya sudah.mulai dingin atau sejuk
Pemandangan :
Dimana-mana sudah mulai nampak datangnya musim hujan. Angin dari Barat
Laut acapkali menghbus demikian kencang, bahkan seringkali banyak pohon
yang tumbang atau rumah 🏠 rubuh. Hujan lebat sudah sering turun.
Keadaan :
Ular 🐍 dan Cacing banyak yang keluar dari liangnya atau tempat
persembunyiannya.
Ikan :
Ikan Laut jenis Dorang, mulai.berkurang tetapi jenis Bambangan banyak
didapatkan oleh para Nelayan. Tetapi tentu saja mengikuti pantai laut
masing-masing, tidak dapat disama ratakan untuk setiap daerah pantai
laut.
Hasil Tani :
Buah Mangga banyak sekali di jual kepasar dan Duren mulai dijual
kepasar.
Lambangnya Mangsa :
Pancuran Mas Sumawur Ing Jagad, yang menjadi tanda bahwa kaum tani sudah
mengerjakan sawahnya untuk bercocok tanam padi.
Mangsa Keenam : KANAM
Kanam :
Umurnya 43 hari, mulai tanggal 29 November s/d tanggal 31 Desember.
Bintangnya :
Gotong Mayit.
Angin Datangnya :
Dari Barat Daya menghembus sangat kencang.
Hawa Udara :
Terasa dingin dan basah.
Pemandangan :
Ditempat-tempat yang tanahnya rendah sering juga kelebihan air dan bisa
banjir. Sedang ditempat lain sawah-sawah tampak sedikit air.
Keadaan :
Dalam Mangsa ini kejahatan misalnya pencurian, penipuan dan sebagainya
makin meningkat.
Ikan :
Ikan makin berkurang.
Hasil Tani :
Karena kaum Tani sedang sibuknya menanam Padi (Jawa ; Tandur), maka pada
umumnya tidak ada tanaman Palawija lainnya. Hanya dibeberapa tempat
mereka para petani sibuk memotong dan menjual Jagung 🌽 atau Jagung
muda, kemudian mengerjakan sawah-sawahnya guna ditanami padi. Dipasar
Gaplek masih ada atau malah ramai demikian.juga dengan Ketela pohon.
Buah yang makin banyak dijual adalah Duren, Nangka hanya sedikit,
Mangga, Kuweni, Rambutan dan kemudian Langsap maupun Duku perlahan mulai
menyusul di jual kepasar.
Lambangnya Mangsa :
Nikmating Rasa Mulia.
Mangsa Ketujuh : KEPITU
Kepitu :
Umurnya 43 hari, mulai tanggal 22 Desember s/d tanggal 2 Februari.
Bintangnya 🌟 :
Bima Sakti (MilkWay).
Angin Datangnya :
Dari Barat tetapi tidak terus menghembus dengan kencang seperti ketika
Mangsa Keenam.
Hawa Udara :
Dingin dan Lembab.
Pemandangan :
Langit jarang terlihat bersih dan berwarna kebiru-biruan. Bumi hampir
senantiasa lembab, hingga kalau orang menggali tanah meski belum terlalu
dalam telah keluar airnya, burung tidak suka 🐦 Karena sukar mencari
makan dan melawan hawa dingin, terutama jika terserang angin kencang
yang membawa titik air hujan gerimis atau hujan rintik. Daun di
pepohonan 🌲 nampak lebat serta gemuk dan sangat hijau warna daunnya,
tetapi tidak jarang juga daun terombang-ambing karena hembusan angin.
Keadaan :
Kejahatan berupa pencurian, penipuan kecil dan sebagainya masih agak
banyak. Petani sibuk menanam Padi.
Ikan :
Penghasilan Nelayan masih belum besar atau maju.
Hasil Tani :
Jagung yang berhasil terhindar dari banjir, demikian juga Kacang Tanah
dan Kedelai telah panen. Selain itu Duren, Langsap, Duku dan sebagainya
banyak di jual dipasar.
Lambangnya Mangsa :
Wisa Kintar Ing Maruta.
Mangsa Kedelapan : KAWOLU
Kawolu :
Umurnya 26/ 27 hari, mulai tanggal 3 s/d tanggal 28/ 29 Februari.
Bintangnya 🌟 :
Lanjar Ngirim.
Angin Datangnya :
Dari Barat Daya dan datangnya kerapkali berputar (Jawa ; Lesus).
Hawa Udara :
Agak lebih bagus daripada Mangsa Keenam dan Ketujuh.
Pemandangan :
Hujan agak reda tetapi jika hujan kerapkali diiringi dengan suara
halilintar. Daun-daun pohon banyak yang rusak. Diwaktu malam hari banyak
binatang-binatang kecil yang berterbangan mengitari lampu.
Keadaan :
Hampir tidak berbeda jauh dengan keadaan keadaan diwaktu Mangsa Ketujuh,
hanya kejahatan berkurang.
Ikan :
Hasil ikan sangat besar sekali. Banjak Lajang, Banyar, Dorang dan lain
sebagainya.
Hasil Tani :
Disamping Duren yang sudah mulai berkurang, Rambutan, Langsap, Duku,
Nanas dan Kelengkeng mulai banyak dijual dipasar demikian juga dengan
Kedelai, Jagung, dan Kacang 🥜
Lambangnya Mangsa :
Anjrah Jeroning Kayun.
Mangsa Kesembilan : KESONGO
Kesongo :
Umurnya 26 hari, mulai tanggal 1 s/d tanggal 25 Maret.
Bintangnya :
Wuluh.
Angin Datangnya:
Sering datang dari Selatan tetapi kadangkala dari Tenggara atau Barat
Daya.
Hawa Udara :
Masih terasa dingin.
Pemandangan :
Padi sudah mulai berbuah, Petani yang mempunyai ladang sibuk menanam
Kacang Tanah 🥜 dan sebagainya. Pohon-pohon serta rumput mulai berwarna
hijau kemerahan. Tanaman yang hidupnya menjalar misalnya Gambas, Labu
dan sebagainya mulai kelihatan layu dan mati. Burung mulai berkicau dan
bergembira Jangkrik, Togherek dan hewan lainnya sudah mulai.keluar dari
sarangnya dan berbunyi dengan gembira ria. Binatang kecil mulai timbul
birahinya. Hanya binatang Bubuk dan Eter-eter yang biasanya makan dan
bersarang didalam Bambu mulai mati. Karenanya Bambu dipotong pada masa
ini adalah yang terbaik dan jauh lebih kuat daripada Bambu yang dipotong
di waktu Mangsa lainnya.
Keadaan :
Banyak orang terserang sakit panas, sakit perut atau sakit kulit 🐚
seperti Patek, Gudik, dan Koreng.
Ikan :
Banyak ikan yang merasa mabuk, keadaan inilah yang mengakibatkan hasil
ikan air tawar lebih besar demikian juga hasil ikan laut semakin besar
juga.
Hasil Tani :
Dibeberapa tempat Padi sudah mulai dituai, Gula Tebu mulai di buat,
Kapas dan Jagung mulai banyak juga.
Lambangnya Mangsa :
Wedaring Wacana Mulya.
Mangsa Kesepuluh : KASADOSO
Kasadoso :
Umurnya 24 hari, mulai tanggal 26 Maret s/d tanggal 15 April.
Bintangnya 🌟 :
Luku (Great Bear).
Angin Datangnya :
Berasal dari Tenggara.
Hawa Udara :
Tidak tetap, sebentar dingin sebentar panas hingga rasanya meriang (Jawa
; Prampang).
Pemandangan :
Karena Padi umumnya sudah sama tua, maka pemandangan sawah tampak
berwarna kuning emas. Binatang Capung (Jawa ; Kinjeng) berterbangan kian
kemari dengan riang gembira. Burung-burung makin banyak berkicau dan
bercumbu.
Keadaan :
Banyak orang terserang sakit panas dan kepala pusing. Sementara itu
Petani banyak yang mendirikan Gubug di sawah guna menjaga Padinya yang
selalu diinginkan burung Gelatik, Tekukur, Betet dan burung lainnya.
Ikan :
Karena keadaan laut mulai tenang kembali, maka para Nelayan dapat dengan
leluasa berlayar kebagian tengah laut untuk mencari ikan laut.
Pendapatan Nelayan dari hasil laut semakin besar.
Hasil Tani :
Dibeberapa tempat Petani sudah mulai menuai Padi, sedang Kapas, Jagung
dan Gula Tebu sudah mulai banyak beredar.
Lambangnya Mangsa :
Gedong Minep Jeroning Kalbu, sebagai lambang bahwa sumber air atau mata
air mulai surut.
Mangsa Kesebelas : DESTA
Desta :
Umurnya 23 hari, mulai tanggal 19 April s/d tanggal 11 Mei.
Bintangnya :
Gubug Penceng.
Angin Datangnya :
Berasal dari Tenggara dan kerapkali berhembus kencang.
Hawa Udara :
Banyak orang mulai kepanasan dan meriang, hembusan angin membawa hawa
panas.
Pemandangan :
Dimana pun berada para Petani mulai sibuk menuai Padinya. Suasana panen
terbanyak di desa terutama ditempat yang tanahnya subur, penduduknya
kelihatan berwajah berseri-seri dan bergembira ria. Bulu Burung dan Ayam
mulai rontok karena mulai bertelur. Tumbuhan kelihatan lemas sedang
rumput kelihatan kuning dan mesum. Tanah mulai menjadi keras lagi,
Cacing mulai banyak yang keluar dari liangnya semula karena tidak tahan
berada ditempatnya.
Keadaan :
Banyak orang terserang batuk pilek atau meriang, menurut pendapat mereka
disebabkan adanya beras varian baru, sedangkan sebenarnya terjadi adalah
oleh perubahan hawa udara yang cepat serta agak nyata.
Ikan :
Penghasilan Nelayan belum begitu besar, pendapatan mereka yang terbesar
adala Teri, Munir, Kikik dan sebagainya, keadaan lautan mengalami
tenang.
Hasil Tani :
Padi dan sedikit Gula Tebu.
Lambangnya Mangsa :
Susotyo Sinorowedi.
Mangsa Keduabelas : SUDHO
Sudho :
Umurnya 41 hari, mulai tanggal 11 Mei s/d tanggal 21 Juni.
Bintangnya 🌟:
Tongkol.
Angin Datangnya :
Berasal dari Timur serta sering menghembus dengan kencang.
Hawa Udara :
Tidak tetap, sebentar dingin sebentar panas dan juga terasa meriang,
tanda akan datangnya musim Bediding.
Pemandangan :
Tanah banyak yang menjadi kering dan debu halus mulai berhamburan, jika
berhembus angin kencang. Daun di pepohonan 🌲 banyak yang mulai layu dan
rontok karena tidak tahan teriknya panas matahari ☀️.
Keadaan :
Banyak orang terserang Batuk Flu atau Meriang. Dalam sepanjang Mangsa
inilah banyak orang yang mudah lupa, mudah merasa tersinggung dan marah,
karena itu maka ada baiknya jika dalam sepanjang masa tersebut orang
bertingkah laku lebih berhati-hati untuk mengeluarkan kata-kata jangan
sampai dengan tak sengaja menyinggung perasaan hati kawan yang bisa
menyebabkan jadi lawan. Berlaku saling menjaga dan menghormati adalah
hal baik serta bermanfaat.
Ikan :
Pendapatan atau hasil laut bagi seorang Nelayan sangatlah besar,
terutama ikan Teri, Pentar, Banyar, Selar dan lainya. Tetapi kembali
kita sebutkan bahwa hasil ikan laut di setiap pantai tidaklah sama.
Hasil Tani :
Sebagian masih ada sisa Padi dan sebagian pula sudah habis dan Petani
mulai menanam Kedelai, Jagung 🌽 dan sebagainya.
Lambangnya Mangsa :
Tirto Sah Saking Sasomo atau Rontoging Taru Tolo.
Wawasan yang perlu diketahui : Mengenai Padi yang kita cantumkan dalam Peranata Mangsa ini adalah diambilnya pedoman dari panen Padi Genjah. Di beberapa tempat air teratur dengan baik dalam satu tahun dapat panen dua kali, yaitu panen Genjah dan panen Gadu, sangatlah menyenangkan lagi panen ditempat yang kaya air misalnya daerah Juwana, Pati, Jawa tengah dalam satu tahun bisa panen tiga kali.
Post a Comment for "Cara Mengetahui Peranata Mangsa"
Terimakasih,
Apresiasi yang telah diberikan dengan menjadikannya lebih baik.