Penanggalan Jawa

Gambar : Pertunjukan reog saat adegan pelakon bujang anom

Awal Mula Penanggalan Jawa

Penanggalan Jawa mulai pada tahun Masehi 78 dan diperhitungkan menurut perjalananya ☀️ (matahari) juga, yaitu setahun berisikan 365/ 366 hari.

Kemudian sesudah agama Islam betkembang baik ditanah jawa, maka orang tidak begitu suka menggunakan cara menghitung penanggalan dan nama-nama bulan Jawa.

Demikianlah pada akhirnya tanggal 8 Juli 1633, penanggalan Jawa tgl 1 Sura 1555 atau Hijriah (Arab) tgl 1 Muharam 1043, orang sudah merubah penanggalan Jawa, yang tadinya diperhitungkan menurut perjalananya matahari (Jang Lik) dimana setahun berisikan 365/ 367 hari, menjadi diperhitungkan menurut bulan (Im Lik) dimana setahun hanya berisikan lebih kurang 354 hari, untuk disesuaikan dengan penanggalan Hijriah.

Semenjak waktu itu perbedaan antara penanggalan Jawa dengan penanggalan Hijriah umumnya hanya satu hari, sedangkan perbedaan antara penanggalan Jawa dengan dengan penanggalan Tionghoa umumnya hanya 1 atau 2 hari, karena ketiga penanggalan tersebut sama-sama berdasarkan atas perhitungan jalannya bulan atau Im Lik.

Kembali tentang perubahan penanggalan Jawa tadi, yang diubahnya adalah tanggal dan nama 🌒 (bulan), tapi mengenai angka tahunnya tidak diadakan perubahan, bahkan malah dilanjutkan begitu saja.

Adapun nama-nama bulan dari penanggalan Jawa setelah disesuaikan dengan nama-nama bulan dari penanggalan Hijriah adalah sebagai berikut :

Bulan	nama	umum	umur
1	Muharam atau Sura Safar	30	hari
2	Safar	29
3	Rabingulawal/ Mulud	30
4	Rabingulakir/ Badho  Mulud	29
5	Jumadilawal	30
6	Jumadilakir	29
7	Rejeb	30
8	Ruwah	29
9	Puasa	30
10	Sawal	29
11	Apit (Sela)	30
12	Besar	29	hari

Keterangan :

Bulan Besar tidak tertentu pasti umurnya 29 hari, karena karena pada tahun panjang, yaitu yang dalam istilah penanggalan Jawa disebut tahun Wuntu, maka umurnya bulan Besar adalah 30 hari.